Pelanggan
Adaro MetCoal memegang kontrak kerja batu bara (Coal Contract of Work – CCoW) untuk tujuh wilayah konsesi di provinsi Kalimantan Tengah dan Timur. Saat ini, CCoW ini menghasilkan 1,27 miliar ton sumber daya batu bara metalurgi berkualitas premium dengan kandungan abu dan fosfor yang sangat rendah. Maruwai Coal Basin, tempat ketujuh PKP2B berada, mengandung deposit batu bara metalurgi terbesar yang relatif belum dikembangkan di dunia.
Permasalahan
Sebagai bagian dari studi kelayakan, Adaro perlu mengevaluasi dan memprioritaskan urutan pengembangan CCoW yang tersisa. Mereka perlu membuat sejumlah keputusan strategis CAPEX dan OPEX selama 20+ tahun ke depan guna memaksimalkan NPV. Ini mencakup keputusan seperti:
- Bagaimana urutan untuk membuka semua tambang tersebut (PKP2B)
- Bagaimana urutan untuk menambang setiap cangkang LG di setiap tambang
- Apa saja peralatan penambangan yang harus dibeli
- Kapan, di mana dan berapa ukuran pabrik-pabrik pengolahan yang akan dibangun
- Batu bara apa yang harus dicuci dan dilewatkan (bypass)
- Jaringan transportasi apa yang akan dibangun (jalan, rel, tongkang)
- Produk apa yang akan dicampur dan dijual ke pasar
Dengan masalah yang luar biasa besar yang diajukan kepada Adaro, hampir mustahil menghasilkan solusi secara manual yang memaksimalkan NPV di semua CCoW. Masalahnya begitu kompleks dan besar sehingga ada ribuan opsi untuk menentukan di mana, kapan, dan berapa ukuran pabrik pengolahan harus dibangun. Bahkan melakukan perubahan sekecil apa pun pada tahun-tahun awal akan menghasilkan rantai pasokan dan NPV yang sangat berbeda, sehingga memengaruhi hasil studi kelayakan.
Solusi
Deswik menerapkan BOLT, alat pendukung keputusan optimasi rantai pasokan, untuk mengotomatisasi dan mengoptimalkan proses perencanaan strategis. BOLT menghasilkan rencana untuk setiap cakrawala waktu yang menentukan waktu investasi CAPEX yang optimal dan pengeluaran OPEX, menggunakan berbagai sumber data. Deswik kemudian dapat menjalankan berbagai skenario dengan berbagai parameter guna memaksimalkan NPV selama 20+ tahun ke depan. Hasil dari skenario yang telah diuji lalu diserahkan dalam bentuk laporan kepada Adaro yang mencakup keputusan penambangan, pencampuran, dan pemasaran.
Manfaat
Dari skenario yang diuji, terdapat perbedaan NPV sebesar 50% antara rencana terbaik dan rencana terburuk. Ini setara dengan perbedaan potensi NPV yang bernilai miliaran.
Dengan memanfaatkan BOLT, Deswik mampu memberikan tingkat kepastian yang diwajibkan untuk memenuhi studi kelayakan, yang bisa menghasilkan keputusan CAPEX dan OPEX yang tidak optimal atau penundaan dimulainya investasi.